Pemetaan Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Fuzzy Multy



Pemetaan Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Fuzzy Multy Atribute Decision Making Dengan Metode SAW di Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur 


1.        Pendahuluan
Kemiskinan tidak hanya menjadi permasalahan bagi Negara berkembang, bahkan Negara-Negara maju pun mengalami kemiskinan walaupun tidak sebesar Negara berkembang. Persoalannya sama namun dimensinya berbeda. Persoalan kemiskinan di Negara maju merupakan bagian terkecil dalam komponen masyarakat mereka tetapi bagi Negara berkembang persoalan menjadi lebih kompleks karena jumlah penduduk miskin hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk. Bahkan ada Negara-Negara sangat miskin mempunyai jumlah penduduk miskin melebihi dua pertiga dari penduduknya Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan pengangguran yang selanjutnya meningkat menjadi pemicu ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar golongan penduduk. Kesenjangan dan pelebaran jurang kaya miskin tidak mungkin untuk terus dibiarkan karena akan menimbulkan berbagai persoalan baik persoalan sosial maupun politik di masa yang akan dating.
Kemiskinan bukanlah persoalan baru di Negara kita berawal dari krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997 mengakibatkan berbagai macam permasalahan, salah satunya berdampak pada meningkatnya tingkat kemiskinan penduduk Indonesia terutama mereka yang berada di pedesaan. Data yang diperoleh dari biro pusat statistik (BPS) menyatakan terjadi peningkatan jumlah orang miskin dari 35,10 juta (februari 2005) menjadi  39,30 juta jiwa (maret 2006) atau 17,75% dari total penduduk Indonesia. Penduduk miskin di pedesaan bertambah 2,11 juta dan di kota bertambah 2,09 juta jiwa. Namun pada maret 2007 sampai maret 2011 penduduk miskin menjadi 30,02 juta orang.
Kabupaten Sumba Tengah merupakan salah satu daerah yang menjadi obyek program taskin. Program taskin di Kabupaten Sumba Tengah di laksanakan di 5 kecamatan dengan total desa sebanyak 43 desa. Sebagai sebuah Kabupaten baru yang baru berdiri program pengentasan kemiskinan di Kabupaten ini sangant dibutuhkan untuk membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka kemiskinan yang cukup tinggi di Kabupaten Sumba Tengah, sebab berdasarkan data hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah pada tahun 2010 di 5 kecamatan yang ada di Sumba Tengah dengan total desa sebanyak 43 desa ada sekitar 33 desa dengan 6.218 Kepala Keluarga serta 22.063 jiwa masyarakat di Kabupaten Sumba Tengah yang hidup dalam kemiskinan. Sehingga diperlukan suatu program yang dapat membantu pemerintah dalam mengatasi atau menurunkankan angka kemiskinan ini dan salah satu program yang mungkin bisa diterapkan adalah program pengentasan kemiskinan.
Dalam program pengentasan kemiskinan yang dilakukan di Daerah Tingkat II Sumba Tengah, diperlukan suatu data dan informasi pengentasan kemiskinan untuk pelaksanaannya data dan informasi itu didapat dari hasil survey terhadap 5 (lima) kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah yaitu Katikutana, Katikutana Selatan, Umbu Ratu Nggay, Umbu Ratu Nggay Barat dan Mamboro.
Dengan mengintegrasikan GIS dalam aplikasi untuk pemetaan program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sumba Tengah, maka dapat diketahui data dan kondisi daerah yang menjadi objek program pengentasan kemiskinan karena data yang menjadi objek program pengentasan kemiskinan tersebut, dapat disajikan dalam bentuk peta tematik sehingga masyarakat luas akan lebih mengetahui perkembangan program pengentasan kemiskinan secara statistik dan diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut serta dalam penanggulangan kemiskinan.

Selengkapnya Di SINI



Post a Comment